Tundukkan wajah kalian, renungkan hikmah pelajaran,
Menelusuri jauh ke dalam sirah silam yang tak pernah lapuk dek zaman,
Dilimpahi keimanan, disirami wahyu,
Aromanya semerbak dari barat ke timur.
Dia,
Wanita yang amat dicintai Rasulullah,
Menyusu ketulusan dari kedua orang tuanya,
Menyantap hidangan wahyu atas meja kenabian,
Dialah, wanita yang suci dan disucikan dari atas 7 lapis langit,
Aisyah Humaira’.
Ayahnya Abu Bakar, ibunya Ummu Rumman,
Mewarisi kecerdikan dan kebesaran jiwa yang dimiliki bondanya,
Lahirnya ketika setahun selepas kerasulan baginda,
Dari keluarga terhormat yang kemuliaannya tercatat sepanjang masa.
Dunia berputar, saling mengisi,
Melengkapi satu dengan yang lain,
Tanpa yang satu, takkan ada yang lain,
Kisah cinta agung antara kekasih Allah, dan kekasihnya,
Satu-satunya gadis yang dinikahi Nabi.
Tatkala Jibril membawa gambarnya didalam mimpi,
Dialah isteri..duniawi , ukhrawi..
Menyinari ruang gelap hati, membawa cahaya mulai bersemi,
Menebar aroma syurgawi,
*apalah sangat cinta Qais kepada Laila,
Apatah lagi cinta Shah Jahan pada isterinya. Taj Mahal tidak bisa membuktikan segalanya.*
Kisah cinta Nabi dan Humaira penuh barakah,
Diasuh dididik penuh hikmah, walaupun masih kecil saat usia pernikahannya.
[Aisyah] “Aku menemani perjalanan kekasih Allah. Saat itu aku masih kecil dan tubuhku masih ramping. Tiba-tiba, Rasulullah berkata pada para sahabat di sekitarnya, “Majulah..Majulah..”
Mereka pun berjalan dengan lebih cepat dan laju. Kemudian, baginda berkata kepadaku, “ Hai Aisyah, ayuh kita lumba lari!” Kami pun berlumba dan aku mendahului baginda.
Cukup lama baginda tidak mengungkit kejadian itu, hingga suatu masa ketika tubuhku sudah agak berisi. Dia berkata padaku, “ Hai Aisyah, ayuh kita berlumba lari!” Kami pun berlumba, tapi kali ini baginda mendahuluiku. Baginda tampak tersenyum, lalu berkata,”Sekarang kita seri, kemenanganku saat ini membalas kekalahanku dahulu”
Azan menerpa sayup bergema,
Aisyah punya kelebihan tidak terkala, Bisa saja menimbulkan cemburu nista,
Namun, itulah istimewanya humaira, matang dalam meniti usia,
Menjadi isteri solehah, rela bersama hatta di bawah pelepah kurma dan batu bata, beralaskan kulit binatang tidurnya singgahsana,
Namun rencahnya sabar dan menerima,
Redha Allah mengiringi di lembayung rumahtangga.
Setelah 6 tahun menjadi seorang isteri, dugaan datang Allah menguji,
Menemani Rasulullah ketika menuju ke medan perang menentang Bani Mushtaliq,
Pulang bersama cahaya kemenangan,
Tersirat bersama kisah kedukaan-petunjuk tersirat dari Sang Khaliq.
Tatkala pulang menuju Madinah,
Kalung tercicir tak siapa sedar,
Tinggalnya Aisyah berlitup kesepian,
Datanglah Safwan menghulur bantuan.
Sambutan derita menikam jiwa,
Aisyah sakit 37 hari lamanya,
Dituduh fitnah berkhalwat dengan pejuang agama,
Hah! Itulah seorang munafik,Abdullah bin Ubay, punya angkara!!
Mereka telah melakukan perkara yang keji ya Rasulullah!!!
Sang suami mendengar penuh teliti,
Apakah dusta yang diada-adakan ini??
Kesedihan menyelubung segenap jiwa,
Ya Allah! Beratnya badai yang melanda!!
Gagahnya sang suami cuba menutupi kesedihan yang diterima,
Dengan sabar dan penuh redha,
Sekali-kali tidak percaya pada tuduhan al-ifki,
Betapa didamba petunjuk dari Ilahi,
Demi membersihkan isteri yang disayangi.
Hancur hatinya berlalu pergi, membawa sakit luluh di hati,
Kerumah bonda membawa diri,
Menunggu ketetapan Allah menghapus duka yang meliputi.
Berkata rasulullah
“Sesungguhnya telah disampaikan kepadaku berita buruk itu. Maka jika engkau bersih, Allah pasti akan membersihkan engkau. Tetapi, jika engkau telah berdosa, mohon ampunlah pada Allah dan bertaubatlah kepadaNya. “
Ucapan itu umpama petir menyambar di hati Aisyah.
“Jawablah apa yang dikatakan Rasulullah itu ,ayah.”
“Demi Allah,Ayah tidak dapat memberi jawapan pada Rasulullah, wahai Aisyah.”
“Jawablah perkataan Rasulullah itu ibu?”
“Demi Allah, ibu tidak dapat memberi apa-apa jawapan pada Rasulullah, anakku”.{ummu rumman}
Aisyah kecewa. Air matanya membasahi pipinya.. Berpaling dari Rasulullah, dalam keesakan tangisan yang semakin mendayu..
“Demi Allah! Aku tidak akan bertaubat tentang apa yang kau katakan itu, wahai Rasulullah! Demi Allah , sekiranya aku mengakui apa yang telah diperkatakan orang kepadaku, namun Allah tahu aku suci.
Tapi kalau aku menafikannya, Kamu semua tidak akan percaya! Namun aku hanya akan mengatakan sebagaimana yang diucapkan oleh Nabi Yaaqub iaitu aku akan bersabar kerana kesabaran itu adalah sesuatu yang baik dan Allah jualah tempat memohon bantuan dan pertolongan untuk mengatasi sesuatu yang dikatakan kepadaku.”
Tika saat semua orang belum berganjak dari tempat duduknya,ketika itu jugalah Allah telah menurunkan wahyu kepada Rasulullah. Kelihatan baginda seperti menerima beban yang sangat berat sehingga butir-butir keringatnya jatuh bercucuran seperti mutiara, kerana beratnya proses penerimaan wahyu yang diturunkan kepadanya.
Selepas itu, Rasulullah membuka matanya sambil tersenyum,
“Bergembiralah wahai Aisyah. Allah telah menurunkan wahyunya dan membersihkan engkau dari tuduhan tersebut.”
“Aisyah, bangunlah, hampiri suamimu” {ummu rumman}
“Demi Allah. Aku tidak mahu berdiri kepadanya dan tidak akan memuji selain dari Allah yang telah menurunkan pernyataan membersihkan diriku.”
“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong (Al-Ifk) itu adalah dari golongan kamu juga, janganlah kamu menyangka berita bohong itu buruk bagi kamu, tetapi ia adalah baik untuk kamu. Setiap mereka akan mendapat balasan dari dosa yang mereka lakukan. Sesiapa diantara mereka yang mengambil terbesar dalam menyebarkan berita bohong itu akan dapat baginya azab yang pedih.[annur:11]
Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena la`nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar.[annur:23]
Lihatlah!
Dia tidak pernah menjangka Allah akan menurunkan ayat al-Quran untuknya.
Memberi kesaksian atas kesuciannya!
Perancangan Allah yang Maha Hebat memberi 1000 makna,
Mengkehendaki Aisyah dan seisinya meningkatkan ubudiyah mereka kpd Dia,
Alhamdulillah!
Nikmatnya terasa sempurna setelah kefakiran dan harapan yang tinggi kepada Ya Rahman!
Kebergantungan mutlak yang menyucikan!
Wahyu yang turun bagaikan hujan di tengah musim kering,
Bahananya sangat indah, luar biasa pada perasaan..
Ternyata fitnah yang dilemparkan ibarat isu-isu kosong,
Yang pasti mustahil menodai wanita penghuni syurga ini,
Dialah ibunda kita, Aisyah al-humaira.
Kisah aisyah yang penuh hikmah. Moga bisa menyelinap ke seluruh ruang lingkup hati dan darah kita,mengalir semangat merindui para anbiya, merindui Nabi dan ahli keluarganya, biar ikhlas laju menderu, disampaikan penuh teliti dari kalbu, agar bisa menyentak hati yang mendengar. Niat kita hanya satu, agar setiap dari yang hadir, merasai untuk strive jadi bidadari syurga di negeri abadi.
[copyright reserve: hawariyun production exclusive]
p/s: Biar bicara dari hati menyentuh hati agar bisa menyantuni pendengar disetiap tutur budi & laku...tidak hilang sekilas khabar sampai di telinga semata...insyaAllah...moga barakah disusuri...ameen^_^
No comments:
Post a Comment