Tuesday, April 26, 2011

just go do it! :)


recharge ur battery with every solah : )

Monday, April 25, 2011

Reconciling Contentment versus Ambition


AmbitionThere seems to be an age old struggle between two forces in people’s mind that is hindering many from achieving their full potential; this is the apparent contradiction between being ambitious versus being content. Both qualities are well respected and even encouraged to have, however when they are brought together in one person’s mind or heart, there seems to be a conflict.
More importantly, this dilemma has infected the ummah with the disease of laziness; some say ”Alhamdulillah, I’m content with what I have, why should I be ambitious and strive for more?” I translate this into: “I can’t be bothered to do anything, I just want to live within my comfort zone.”
As you can expect, this mind-set is dangerous for the Ummah’s growth.
InshaAllah in this article we will try to help resolve this dilemma and show you that being ambitious and being content are two faces of the same coin and that in fact to become a truly successful ProductiveMuslim, you need to have both!
How?
Let us firstly explore both concepts from a linguistic point of view. Let’s look at synonyms of both words:
Ambition: drive, determination, enterprise, initiative, eagerness, motivation, resolve, enthusiasm, zeal, hunger, commitment, a sense of purpose; aspiration, intention, goal, aim, objective, object, purpose, intent, plan, desire, wish, design, target, dream.
Contentment: Contentedness, content, satisfaction, gratification, fulfilment, happiness, pleasure, cheerfulness; ease, comfort, well-being, peace, equanimity, serenity, tranquility.
As you can see, from a definition point of view, there isn’t much of a contradiction between the two concepts. The states of being “ambitious” and “content” seem to serve different aspects of our drive to be the best – one is driving us (ambition), the other is making us enjoy the ride (contentment)!
Where does the contradiction lie?
The contradiction lies in our misunderstanding that being content, means not wanting to achieve more; and that being ambitious to achieve more, is a sign that you’re not content. This is definitely not the case.
So how can we resolve this idea?
Let us look into the Quran and Seerah of Prophet Muhammad (Peace and blessings be upon him) to answer this dilemma:
Regarding ambition, Allah (Subhanahu wa Ta’ala) says in the Quran what means:
“And those who pray, “Our Lord! Grant unto us wives and offspring who will be the comfort of our eyes, and give us (the grace) to lead the righteous.”[Surat 25 Al-Furqan, Verse 74]
And our Prophet (Peace and blessings be upon him) said: “The distance between every two levels [of Paradise] is like the distance between the sky and the Earth, so if you ask Allah for anything, ask Him for the Firdaus, for it is the last part of Paradise and the highest part of Paradise, and at its top there is the Throne of Beneficent, and from it gush forth the rivers of Paradise.”
[Bukhari, Book #93, Hadith #519]
And in numerous places throughout the Quran, we are told that to achieve Jannah we have to
1) Have imaan and
2) Do righteous works
We can now understand that we should be ambitious, however this ambition is to serve the person’s ultimate goal and that is to gain Allah’s pleasure and entering the highest part of Jannah.
Regarding contentment, Allah says in the Qur’an what means:
“Nor strain thine eyes in longing for the things We have given for enjoyment to parties of them, the splendour of the life of this world, through which We test them: but the provision of thy Lord is better and more enduring.” [Surat 20 Taha, Verse 131]
The Prophet (Peace be upon him) said what means: ”Riches does not mean, having a great amount of property, but riches is self-contentment.” (Sahih Bukhari, Book #76, Hadith #453)
The above clearly demonstrates that contentment should be related to the dunya matters and can be reconciled with being ambitious in this life.
The following hadith narrated from Abu Hurayrah (May Allah be pleased with him) expresses this balance between ambition and contentment succinctly:
“People say that I have narrated many Hadiths (the Prophet’s narrations). Had it not been for two verses in the Qur’an, I would not have narrated a single Hadith, and the verses are: “Verily those who conceal the clear sign and the guidance which We have sent down.. (up to) Most Merciful.” (2:159-160). And no doubt our Muhajir (emigrant) brothers used to be busy in the market with their business (bargains) and our Ansari brothers used to be busy with their property (agriculture). But I (Abu Huraira) used to stick to Allah’s Apostle, content with what will fill my stomach and I used to attend that which they used not to attend and I used to memorize that which they used not to memorize.” (Book #3, Hadith #118)
This example of Abu Huraira (may Allah be pleased with him) shows that he was ambitious enough to memorize the ahadith of the Prophet (Peace and blessings be upon him), yet he was also content with his restricted provision in this world.
So in summary, to resolve the dilemma is as follows:
Be content with your provision in this dunya. But be ambitious about your akhirah and never be complacent about your good deeds done for Allah. Aim to achieve more in order to please Allah, in your own practice of Islam and in your service to the Ummah – strive for more (sincerity, quality, quantity).
Don’t be afraid to be ambitious for our Ummah in this dunya, and for yourself in the akhirah.
source: here :)

Thursday, April 21, 2011

Saya dan Encik Iman


Iman : Assalamualaikum, bos.
Diri : Waalaikumussalam wbt. Lama tak nampak awak. Awak cuti ker?
Iman : Taklah, jabatan kami rasa Tuan tak perlukan kami lagi?
Diri : Laa.. kenapa pulak awak cakap camtu? Pentadbiran diri saya berterabur sekarang bila jabatan awak takde..
Iman : Takdelah, kami lihat banyak pekerja tambahan tuan ambil DVD, SMS danTV.. jadi kami rasa terpinggir..
Diri : Entahlah, waktu cuti sebulan ni saya tak pernah menggaji mereka. Tapi mereka terlalu rajin buat kerja, bekerja tanpa gaji, tapi banyak gak duit saya habis... entah ar...
Iman : Tu sebab, kami rasa Tuan memencilkan kami. Al-Quran, zikir, ma'thurat, solat malam tak boleh bekerja dengan mereka.. kami memang tak boleh bercampur dengan mereka..
Diri : Saya tak pernah minta awak bercuti..
Iman : Bagaimana kami ingin bekerja sedangkan Tuan sudah punya 'pekerja tambahan'? Saya lihat mereka buat Tuan gembira sekali..
Diri : Argh, gembira apanya.. berterabur kerja kat pejabat tu!! Tolonglah, bekerjalah dengan saya kembali.
Iman : Kami sememangnya sudah berkhidmat dengan Tuan sejak Tuan kecil lagi. Tapi, Tuan kadangkala mengabaikan kami. Tuan sediakan makanan untuk bos pekerja tambahan, Encik Dosa, tapi kami..? Tuan tak sediakan makanan. Kebajikan kami tak terjaga...
Diri : Maafkan saya. Kembalilah bekerja dengan saya. Saya janji kebajikan kamu semua saya jaga, Encik Iman.
Iman : Tuan boleh berjanji, tapi CEO kita Allah akan memantau Tuan. Tuan takkan tak takut menabur janji tapi melupakannya?
Diri : Janganlah menyalahkan saya.
Iman : Tuan perlu sedar, kami hanya bekerja di dalam syarikat yang bersih dan amanah.. bukanlah saya nak memandang rendah kepada jabatan baru Encik Dosa, tapi kami tidak suka cara mereka bekerja. Mereka meminggirkan kami.
Diri : Dah awak tak melawan?
Iman : Tuan, bagaimana kami ingin menang? Kami terlalu lemah, sedikit pula tu, kebajikan kami langsung Tuan tak jaga.. sedangkan kami tidak pernah meminta gaji dari Tuan. Cuma kami minta disediakan ruang yang bersih dan amanah untuk kami bekerja. Salahkah kami meminta yang sedikit?
Diri : Mereka kadang-kadang lebih menggembirakan saya.
Iman : Kalau begitu maafkan kami. Tak dapat rasanya kami bekerja untuk Tuan lagi. Tuan perlu memberi kebajikan kepada mereka. Siapalah kami...
Diri : Ehh, jangan.. bekerjalah dengan saya.
Iman : Buanglah pekerja itu.. mereka meminta-minta dari Tuan. Tuan perlu berhabis jutaan ringgit untuk mereka. Sedangkan kami, percuma khidmat kami.
Diri : Aduh, mereka pekerja yang menggembirakan saya. Memang kamu percuma, tapi kamu kadang-kadang bising, ini tak boleh, itu tak boleh.. Saya rimas.
Iman : (Senyum sinis) Maafkan kami tuan.. kami minta diri dulu.. tak perlulah kami berkhidmat dengan Tuan kalau begitu. Kalau tuan perlukan kami, kami sentiasa di sisi. Tuan jangan risau, kami maafkan Tuan..
Diri : Jangan pergi.. saya sanggup pecat Encik Dosa.. dan ahli jawatankuasanya; DVD, majalah yang melalaikan, dan yang sewaktu dengannya.
Iman : Tuan betul-betul sanggup?
Diri : Ya, saya kelam kabut sekarang. Hidup tak tenang dan pengurusan hidup berterabur..
Iman : Alhamdulillah.. Perkhidmatan kami free of charge. Tuan takkan rugi, sebaliknya tuan beruntung besar.. silap hari bulan, CEO kita akan naikkan Tuan ke pangkat yang lebih tinggi.
Diri : Terima kasih =) Panggillah ahli jawatankuasa kamu bekerja semula. Encik Iman, saya akan jaga kebajikan kamu.
Iman : Alhamdulillah. Moga keuntungan Tuan bergada-ganda tahun ini dan seterusnya
Diri : Terima kasih Encik Iman.

sumber : iluvislam :)

Friday, April 15, 2011

bowling !!

Salamu'alaik.

Alhamdulillah,Alhamdulillah,Alhamdulillah :)

jom kita sambung cerita tajmi' adik2 23 .^^

24/03/11
tempat : MITC bowling centre

aktiviti : maen bowling-->makan--> borak-borak -->penyampaian hadiah kepada pemenang~

peserta2 bowling~
bersedia memilih bola.hoho
jom baling eh,salah:jom bowling!
walaupun xde strike atau spare,kami tetap gembira! lalala~
champ-pi-on~
dah,sampai situ saje.
insya'Allah,tunggu post untuk aktiviti laen pulak.
ukhwah fillah,abadan abada .ameen. (ya Allah kami pohon dengan sangat untuk ukhwah ini)
(hugs)

Wednesday, April 13, 2011

Tajmi' Batch 23

Salamu'alaik.

Alhamdulillah,atas segala nikmat yang masih Allah pinjamkan kepada kita semua.:)

Alhamdulillah,atas kelapangan masa dan wang ringgit,Allah telah menjadikan cita-cita dan plan tajmi' untuk adik-adik 23 berjalan dengan lancar.Alhamdulillah!

22/03/11
Sisters In Action (SIA)
Lokasi : Rumah Dr.Mai (jzkk)
ketibaan adik2 batch 23 (ahlan wasahlan~)

 halaqah selepas solat maghrib

makan dan sesi ramah mesra (jgn sampai makan bersepah-sepah sudahla~)

sesi tayangan video-brief intro kehidupan di melaka 

Alhamdulillah!

Demi masa
sesungguhnya manusia dalam kerugian
kecuali yang beriman dan mengerjakan kebajikan 
yang berpesan pada kebenaran dan berpesan pada kesabaran 
Al-Asr : 1-3

bersambung~ ^^

Tuesday, April 5, 2011

Lalat

Lalat
  
“Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah. Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (QS. Al Hajj: 73-74)
 
Ciri-ciri keistimewaan lalat

Keunikan mata lalat:

 Lensa-lensa berbentuk segi enam yang membentuk mata lalat memberikan bidang penglihatan yang jauh lebih besar daripada lensa biasa. Pada sebahagian lalat, kadangkala terdapat hingga 5000 lensa. Di samping itu, struktur bulat mata juga memungkinkan lalat melihat ke belakang tubuh, dan dengan demikian memberinya upaya melawan atas musuhnya.   

Belalai penyerap pada lalat:

Ciri khas lalat lainnya adalah cara mereka mencerna makanan. Tidak seperti organisme hidup lain, lalat tidak mencerna makanan di dalam mulut, tetapi di luar tubuh mereka. Lalat menuangkan cairan khusus ke atas makanannya dengan belalai (prosbosis), mengubah kekentalan makanan tersebut agar sesuai untuk diserap. Kemudian, lalat menyerap makanan tersebut dengan belalai penyerap di kerongkongannya.


“Segala sesuatu yang ada di langit dan bumi bertasbih kepada Allah. Dialah Yang
Mahabesar, Maha Bijaksana. Kekuasaan dari langit dan bumi adalah miliknya. Ia
memberikan hidup dan menjadikan mati. Ia memiliki kekuasaan atas segala sesuatu.”
(QS. Al Hadid: 1-2) 

 

SISTERS UNITED | Creative Commons Attribution- Noncommercial License | Dandy Dandilion Designed by Simply Fabulous Blogger Templates